Singkat cerita, Ken Arok justru menusukkan keris itu ke Mpu Gandring. Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan; keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elite kerajaan Singhasari yakni: Tunggul Ametung, Ken Arok, Anusapati dan
Mereka merawat Eliza dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, sebelas angsa jelmaan saudara Eliza melihat Putri Eliza sedang bermain sendirian. “Kasihan sekali adikku yang cantik. Dia hanya bermain sendiri dengan dedaunan hijau itu,” ujar pangeran sulung. “Iya, aku ingin menemaninya bermain.” sahut pangeran lainnya.Pesan Moral yang Tergambar. 1. Aspek Sosial dan Budaya. Film ini sangat jelas banyak mengandung kritikan sosial yang mengarah pada isu-isu nasional yang berkaitan dengan keprihatinan dan relaitas bangsa Indonesia mulai dari kemiskinan, pengangguran, anak jalanan, pendidikan, korupsi yang dikemas dalam sebuah film komedi satire.