وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ. "Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia itu kecuali untuk beribadah kepada-Ku."¹. Dan tidak ada tertera secara pasti suatu hadits dari Nabi ﷺ yang menunjukkan atas bahwasanya makhluk itu mereka diciptakan karena sebab untuk dia
WUJUD adalah salah satu dari 20 sifat Allah SWT. Wujud artinya ada. Ini dapat diketahui dari adanya ciptaan-Nya, yakni alam semesta dan seluruh isinya, termasuk manusia. Berikut diantara dalil aqli atau argumen logis tentang adanya Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta ini 1. Tanda keberadaan Allah di antaranya adalah tidak ada satu makhluk pun yang ada dengan sendirinya. Setiap makhluk keberadaanya tidak ada sebelumnya. Maka keberadaan makhluk, berarti adanya penciptaan hingga mengatur 2. Adanya Allah dibuktikan dengam adanya hukum yang mengatur segala sesuatu sehingga teratur lah kehidupan makhluk dan geraknya. BACA JUGA Miliki 7 Sifat Ini, Allah Cintai Anda 3. Dibuktikan dengan pacaindra. Indra pengelihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman itu sejatinya tidak ada bila tidak terkait dengan sesuatu yang benar-benar wujudnya. Dan penciuman, rasa, suara, pemandangan tidak ada tanpa penciptaan indra 4. Segala makhluk mempunyai fungsi peranannya masing-masing dalam kestabilan alam. Semisal serangga, burung, binatang, ikan masing-masing nemiliki fungsimya. Lenyapnya jenis makhluk tertentu maka akan berpengaruh pada kestabilan dunia 5. Di alam semesta ini ada banyak hal yang begitu kompleks yang sulit dipahami manusia. Untuk memahaminya manusia bahkan membutuhkan usaha keras. Misalnya saja atom air, struktur dan fungsi sel, kecerdasan bakteri dan virus, perkembangan embrio, pemenuhan kebutuhan akan makanan melalui pusar, dan melalui payudara setelah manusia hidup. Keajaiban otak, struktur kerangka, mata, sistem pernapasan, sistem saraf, sistem limfatik, peredaran darah, sistem otot, sistem hormonal, reproduksi, kemampuan bicara. Kecerdasan dan bentuk hewan, seperti burung, bentuk dan warnanya yang berbeda, fungsinya yang berbeda, juga halnya dengan jaring laba-laba, kerajaan semut, sarang lebah dan sebagainya. 6. Ada banyak tanda-tanda tentang Allah SWT, termasuk memelihara kehidupan, Allah menyediakan makanan dan minyak, mata pencaharian, yang mengatur urusan manusia hewan di darat dan di laut dan sebagainya. Kemudian tanda-tanda bagaimana terjaganha atmosfer dari badai marahari, dari emteorit, bencana, bagamana memperbaiki kerak bumi dan lainya. 7. Bukti lain keberadaan Allah adalah ditemukannya sesuatu yang baru di alam dunia. Seperti spesies hewan yang tak terhitung jumlahnya pada setiap masa, tumbuhan, buah-buahan, benda mati dan air. BACA JUGA Kasih Sayang Allah pada HambaNya Melebihi Kasih Sayang Ibu pada Anaknya 8. Hujan juga menjadi tanda keberadaan Allah. Allah menurunkan hujan yang dengan itu bumi menjadi hidup. Angin menggiring awan yang membawa hujan sehingga setiap sisi bumi bisa mendapstkan manfaat dari air hujan sehingga berlangsunlah kehidupan. 9. Begitupun dalam pergantian malam dan siang serta pergantian musim. Singa untuk beraktivitas dan malam untuk istirahat. Siang dan musim panas untuk memperoleh kehangatan agar makhluk tidak membeku, sedang malam dan musim dingin agar manusia tidak terbakar kepanasan. Musim gugur menyuburkan tanaman, musim hujan membuat tanah, padang rumput, buah buahan subur untuk semua makhluk. 10. Tanda adanya Allah laintnya adalah keindahan ciptaan-Nya dan keseimbangan komposisinya. Seperti organ tubuh kepala pada badan, daging, tulang kulit. Bayi yang baru lahir tengkoraknya lunak namun menjadi kokoh ketika sudah bertambah usia. Posisi mata dan telinga, hidung, gigi, lidah dan lainnaya. [] SUMBER ISLAMWEB
CiptaanAllah di semesta alam ini memang tiada yang sia-sia. Semuanya diciptakan berdasarkan desain dan akurasi yang sempurna. Di dalam surat Yunus ayat 5 dan 6 Allah melukiskan betapa matahari dan rembulan diciptakan demikian sempurnanya dengan manzilah- manzilah agar manusia mengetahui perjalanan musim dan tahun. JAKARTA - Alquran menjelaskan, penciptaan alam semesta, yakni langit dan bumi bukan untuk hal yang sia-sia atau main-main. Penciptaan alam semesta untuk tujuan yang benar, salah satunya agar manusia menyembah dan mengenal Allah melalui ciptaan-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Anbiya Ayat 16 dan tafsirnya. وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main. QS Al-Anbiya 16 Dalam Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak menciptakan langit dan bumi serta semua yang terdapat di antara keduanya dengan maksud yang sia-sia atau main-main. Allah menciptakan itu semua dengan tujuan yang benar, yang sesuai dengan hikmah dan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Pernyataan ini merupakan jawaban terhadap sikap dan perbuatan kaum kafir yang mengingkari kenabian Nabi Muhammad SAW, serta kemukjizatan Alquran. Karena tuduhan-tuduhan yang dilemparkan kepadanya yaitu, bahwa Alquran adalah buatan Nabi Muhammad SAW, bukan wahyu dan mukjizat yang diturunkan Allah kepadanya. Sikap ini menunjukkan bahwa mereka tidak mengakui ciptaan Allah, seakan-akan Allah menciptakan sesuatu hanya untuk main-main, tidak mempunyai tujuan yang benar dan luhur. Padahal Allah menciptakan langit, bumi dan seisinya, dan yang ada di antara keduanya, adalah agar manusia menyembah-Nya dan berusaha untuk mengenal-Nya melalui ciptaan-Nya itu. Maksud tersebut baru dapat tercapai dengan sempurna apabila penciptaan alam itu diikuti dengan penurunan Kitab yang berisi petunjuk dan dengan mengutus para Rasul untuk membimbing manusia. Alquran selain menjadi petunjuk bagi manusia, juga berfungsi sebagai mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, untuk membuktikan kebenaran kerasulannya. Oleh sebab itu, orang-orang yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah juga orang-orang yang menganggap bahwa Allah menciptakan alam ini dengan sia-sia, tanpa adanya tujuan dan hikmat yang luhur, tanpa ada manfaat dan kegunaannya. Apabila manusia mau memperhatikan semua yang ada di bumi ini, baik yang tampak di permukaannya, maupun yang tersimpan dalam perut bumi itu, niscaya ia akan menemukan banyak keajaiban yang menunjukkan kekuasaan Allah. Jika ia yakin bahwa kesemuanya itu diciptakan Allah untuk kemaslahatan dan kemajuan hidup manusia sendiri, maka ia akan merasa bersyukur kepada Allah, dan meyakini bahwa semuanya itu diciptakan Allah berdasarkan tujuan yang luhur karena semuanya memberikan faedah yang tidak terhitung banyaknya. Bila manusia sampai kepada keyakinan semacam itu, sudah pasti ia tidak akan mengingkari Alquran dan tidak akan menolak kerasulan Nabi Muhammad SAW. Senada dengan isi ayat ini, Allah telah berfirman dalam ayat-ayat yang lain. "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka." QS Sad 27 "Tidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." QS Ad-Dukhan 39 BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Kemudiansesuatu terjadi dalam sekejap, sebuah ledakan besar maha dahsyat. Ini adalah skenario ketika segala sesuatu dimulai, lahirnya ruang dan waktu, saat pertama kali eksistensi itu ada. Saat itu usia alam semesta hanya 10 pangkat minus 36 detik, sesaat setelah nol. Ilmuwan menyebutnya dengan Big Bang, awal mula terciptanya alam semesta.

Madzhab Saintifik Alam diciptakan Allah dalam enam masa Fushilat [41]9-12 dua masa untuk menciptakan langit sejak berbentuk dukhan campuran debu dan gas, dua masa untuk menciptakan bumi, dan dua masa empat masa sejak penciptaan bumi untuk memberkahi bumi dan menentukan makanan bagi penghuninya. Ukuran lamanya masa “hari”, ayyam tidak dirinci di dalam Alquran. Belum ada penafsiran pasti tentang enam masa itu. Namun, bedasarkan kronologi evolusi alam semesta dengan dipandu isyarat di dalam Al-Qur-an Fushilat [41]9-12 dan an-Naziat [79]27-33 mereka menafsirkan enam masa itu adalah enam tahapan proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia. Lamanya tiap masa tidak merupakan fokus perhatian. Surat An-Nazi’at ayat 27-33 tersebut dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut Masa I ”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya [27] penciptaan langit pertama kali Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”[1], kira-kira 13,7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah adanya radiasi kosmik di langit yang berasal dari semua arah. Bigbang adalah awal penciptaan ruang, waktu, dan materi. Materi awal Hidrogen. Hidrogen menjadi bahan pembentuk bintang, dalam bahasa Al-Quran disebut dukhan. Awan hidrogen itu berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, mulailah terjadi reaksi nuklir yang membentuk Helium. Reaksi nuklir inilah yang menjadi sumber energi bintang dengan mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan selisih massa m Hidrogen dan Helium. Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub bakal bintang itu protostar, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, selimut gas yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk planet-planet. Awan Hidrogen dan bintang-bintang terbentuk dalam kumpulan besar yang disebut galaksi. Di alam semesta galaksi sangat banyak membentuk struktur filamen untaian dan void rongga. Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi Masa II Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya [28] pengembangan dan penyempurnaan Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” ditafsirkan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dengan kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh satu sama lain. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang seperti meledaknya bom, melainkan proses pengembangan ruang alam semesta secara cepat. Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses evolusi yang terus berlangsung. Kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Penyempurnaan alam terus berlangsung. Masa III Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang [29 pembentukan tata surya termasuk Bumi Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya sama dengan proses pembentukan bintang umumnya, dari dukhan, walau sudah tidak murni Hidrogen lagi. Masa IV bumi sesudah itu dihamparkan-Nya [30] Evolusi Bumi Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi yang kemudian terpisah-pisah menjadi beberapa benua. Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya, “Katakanlah Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ Yang bersifat demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Masa V Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya [31] pengiriman air ke Bumi melalui komet Ayat ini menceritakan mulai adanya air di bumi dan makhluk hidup yang pertama adalah tumbuhan. Air di bumi, berdasarkan kajian astronomi tidak dihasilkan sendiri oleh bumi, tetapi berasal dari komet yang menumbuk Bumi. Hal ini dibuktikan dari rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya. Masa VI Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh [32] semua itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu [33]” proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan lautan air, dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana dalam suatu. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi. Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, ”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan penghuninya dalam empat masa. Penjelasan itu sebagai jawaban bagi orang-orang yang bertanya”. Demikianlah penafsiran enam masa penciptaan alam dalam Alquran, sejak kemunculan alam semesta hingga terciptanya manusia. Madzhab Wahyuistik Surat Al Anbiyaa’ [21]30 menunjukan keadaan Bumi dan langit saat permulaan. Tafsir Ibn Katsir atas ayat 2130 “…Tidakkah mereka mengetahui bahwa Langit dan bumi dulunya bersatupadu yakni pada awalnya mereka satu kesatuan, terikat satu sama lain. Bertumpuk satu diatas yang lainnya, kemudian Allah memisahkan mereka satu sama lain dan menjadikannya Langit itu tujuh dan Bumi itu tujuh, meletakan udara diantara bumi dan langit yang terendah…” Said bin Jubair mengatakan, “langit dan Bumi dulunya jadi satu sama lain, Kemudian Langit dinaikkan dan bumi menjadi terpisah darinya dan pemisahan ini disebut Allah di Alquran’.” Al Hasan dan Qatadah mengatakan, “’Mereka Dulunya bersatu padu, kemudian dipisahkan dengan udara ini’.” Surat Fushshilat [41] 9-12, menyajikan urutan pengerjaan bagaimana penciptaan yang dilakukan Allah Pertama, 419 Bumi di ciptakan dalam dua masa Kedua, 4110 Segala isi Bumi diciptakan total dalam empat masa Ketiga, 4111 Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab “Kami datang dengan suka hati.” Ayat-ayat diatas jelas menunjukan bahwa kedudukan Bumi dan Langit adalah sederajat, bumi bukan bagian dari langit. Bumi diciptakan terlebih dahulu, diselesaikan baru kemudian Allah menyelesaikan Langit dan itu dibuktikan di ayat selanjutnya Keempat, 4112 Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Tafsir Ibnu Katsir untuk surat 419-11 juga menyatakan bahwa “Penciptaan Bumi dan Penciptaan langit dibicarakan secara terpisah. Allah berkata bahwa Ia menciptakan Bumi terlebih dahulu, karena itu adalah Fondasi, dan Fondasi harus dibangun terlebih dahulu baru kemudian atap.” Berkenaan dengan penciptaan bintang-bintang surat Fushshilat [4112] maka terdapat 3 ayat lain di Alquran yang memberikan konfirmasi pasti bahwa bintang- bintang diciptakan untuk menghiasi langit dan sebagai alat untuk melempar setan-setan ketika mereka mencuri dengar berita dari Allah/langit, lihat ash Shaaffaat [37] 6, Al Mulk [67] 5, Al Hijr [15]16-18 dan juga Al Buruj sebagai bintang besar pada Al Furqaan [25]61. Surat Al Mulk [67]5,Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. Tafsir Ibn Katsir surat 671-5 “Ayat ini merujuk pada bintang-bintang yang telah di letakan di langit, beberapa bergerak dan beberapa diam.” Qatadah berkata, “Bintang-bintang diciptakan hanya untuk tiga kegunaan, yaitu Hiasan di langit, Alat pelempar setan dan petunjuk Navigasi, Jadi siapapun yang mencari interpretasi lain tentang bintang selain ini maka itu jelas merupakan opini pribadi, Ia telah melebihi porsinya dan membebani dirinya dengan hal-hal yang ia sendiri tidak punya pengetahuan tentang ini. [Ibn Jarir dan Ibn Hatim merekam riwayat ini]. Kegunaan Al Buruj’ Bintang besar juga sama sebagai Benteng penjaga untuk melempar setan yang mencuri dengar [riwayat dari Atiyah Al-`Awfi, lihat Tafsir Ibn Katsir surat 1516-19] Surat An Naazi’at [79]27-33, juga menyajikan urutan pengerjaan penciptaan yang dilakukan Allah! Allah menyatakan bahwa penciptaan Manusia itu jauh lebih mudah daripada penciptaan Langit. Ia meninggikan Bangunannya lalu menyempurnakannya 7928. Kemudian ia Menciptakan siang dan malam. Kemudian bumi dihamparkannya diisi Caranya memancarkan Air dan menumbuhkan tumbuhan, gunung-gunung dipancangkan teguh 7931-32. Untuk apa? Untuk kesenangan Manusia dan binatang ternak milik manusia 7933 Tafsir Ibn Katsir untuk surat 7927-33 “Di Tafsir Ibn Katsir untuk surat 7927-33, terdapat satu riwayat menarik mengenai kebingungan seseorang akan hubungan surat [419-12] dan surat [7927-33] yaitu mana yang diciptakan terlebih dahulu Bumi atau Langit. Sa’id bin Jubair berkata, Seseorang berkata pada Ibn Abbas Saya menemukan di Qur’an yang membingungkan ku… Allah berkata 7927-33 Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia menciptakannya, meninggikannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, semua itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. Jadi dia menyatakan bahwa Penciptaan Langit dahulu baru kemudian penciptaan Bumi, Namun kemudian Allah berfirman 419-12 Katakanlah “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanannya dalam empat masa. bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Di sini Allah menyatakan Penciptaan Bumi dahulu baru kemudian Penciptaan Langit. Kemudian Ibn Abbas menjawab, “Allah menciptakan Bumi dalam dua hari masa, kemudian menciptakan Langit, kemudian Istawa ila meninggikan langit dan membentuknya dalam dua hari lagi. Kemudian membentangkan Bumi, ini berarti bahwa Dia membawa, sejak saat itu, air dan makanan. Dan kemudian Dia menciptakan Gunung-gunung, Pasir, benda-benda tak bernyawa, batu-batu dan bukit-bukit dan semuanya dalam waktu dua hari lagi. Inilah yang Allah katakan Ia menghamparkan Bumi 7930 Dan Allah berkata, Ia ciptakan bumi dalam dua hari’, jadi Dia menciptakan Bumi dan segala isinya dalam empat hari dan Dia menciptakan Langit dalam dua Hari. Pada riwayat Al Bukhari Dia menciptakan Bumi dalam Dua hari, artinya pada Minggu dan Senin. Dia meletakan Gunung-gunung yang kokoh di atasnya, menumbuhkan yang bermanfaat, menakar untuk perlengkapan yang dibutuhkan manusia, artinya pada Selasa dan Rabu, jadi dengan dua hari sebelumnya menjadi empat hari Kemudian Dia meninggikan Istawa ila langit dan dan langit itu masih merupakan asap..melengkap dan menyelesaikan ciptaannya seperti 7 langit dalam dua hari, artinya Kamis dan Jumat Pada riwayat Muslim, Abu Hurairah melaporkan bahwa Nabi menggenggam tanganku dan berkata Allah yang Maha Agung dan Mulia menciptakan Tanah pada hari Sabtu dan Gunung pada hari Minggu dan Pepohonan pada hari Senin dan Segala yang berkaitan kelengkapan pekerjaan pada Selasa dan cahaya pada hari Rabu dan Dan menyebarkan Binatang pada hari Kamis dan Adam setelah ashar pada hari Jum’at, ciptaan terakhir pada hari Jum’at antara Sore dan Malam. Tiga riwayat mengenai penciptaan langit dan bumi di atas, sudah menegaskan bahwa Bumi diciptakan terlebih dahulu baru kemudian langit. Masih mengenai Surat 4111 “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu..” Dalam Asbabun Nuzul surat Al Ikhlas [112]1-4 Katakanlah “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” Riwayat Abu Syaikh di dalam kitabul Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar menghadap kepada Nabi saw. dan berkata “Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu.” Rasulullah saw. tidak menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu surat ini yang melukiskan sifat Allah. Dari hadis di atas, kita ketahui bahwa tidak ada penolakan mengenai asal muasal Langit, Adam, Iblis dan Bumi. Terdapat fakta menarik yang disebutkan di surat Fushilat [41], yaitu setelah penciptaan Bumi, Langit masih beberbentuk kabut kemudian hadis mengisyaratkan pernyataan yang sama dari kaum yahudi bahwa langit diciptakan dari kabut sehingga penciptaan semesta dari agama-agama Abrahamik lebih mendekati hipotesis kabut daripada hipotesis Big Bang. Surat Fushilat [41], ad-Dzariat [51], al-Anbiya [21] dan an-Nazi’at [79] termasuk golongan makiyah sebelum Hijrah ke Medinah, 620 M dan urutan turunnya surat adalah tertera demikian. Surat al-Ikhlas [112], ada yang mengganggap sebagai Makiyyah, sementara As Suyuti menganggap sebagai Madaniyyah Penegasan terakhir mengenai penciptaan Bumi dan Langit adalah melalui surat Al Baqarah yang diturunkan Allah pada tahun 2 H 624 M. Surat ini termasuk golongan surat madaniyyah yang turun lebih belakangan dari surat Makiyyah lainnya, yaitu Surat Fushilat [41], ad-Dzariat [51], al-Anbiya [21] dan an-Nazi’at [79]. Di surat Al Baqarah [2]29, Allah swt. bersabda bahwa “Ia yang menjadikan segala sesuatunya untukmu di Bumi. Kemudian Ia meninggikan Istawa ila langit dan dijadikanNya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. Setelah semuanya siap, di dilanjutkan dengan penciptaan Adam di Al Baqarah [2]30-36. Surat itu memperkuat surat-surat penciptaan manusia yang turun sebelumnya yaitu di al-A’raf [7]10-24, al-Hijr [15]26-33 dan Shad [38]71-84. Disebutkan bahwa Adam diciptakan dari tanah kemudian Allah berkata, Jadilah!’ Ali Imran [3]59 Pernyataan di surat Al Baqarah [2]29-36 sangat jelas, terstruktur dan ada urutannya, yaitu menciptakan Bumi, kemudian langit plus 7 langit dan terakhir Penciptakan Manusia. Jadi, saat manusia diciptakan maka penciptaan langit sudah final, tidak ada pengembangan langit lagi. Bukti itu ada pada Al Baqarah [2]31 Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” Ada pendapat yang mengatakan bahwa 7 langit adalah 7 lapisan Atmosfir. Di jaman awal Islam, Mujahid, Qatadah and Ad-Dahhak dalam tafsir Ibn Katsir untuk surat as-Sajdah [32]4-6 yang di kutip lagi oleh Ibn Katsir untuk tafsir surat ar-Ra’du [13]2-4, dinyatakan bahwa jarak Bumi dan lapisan langit serta antar lapisan langit adalah 500 tahun [jadi sekitar 3500 tahun]. Jelas sudah bahwa 7 langit adalah bukan atmosfir, sesuai dengan bunyi surat Al Najm [53]14-15, maka langit yang dimaksudkan adalah surga’, di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. Jalaluddin as-Suyuthi pengarang tafsir Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma’tsur menjelaskan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Wahhab ibnu Munabbih bahwa Allah Swt. menciptakan `arsy dan kursi kedudukan dari cahaya-Nya. `Arsy itu melekat pada kursi. Para malaikat berada di tengah-tengah kursi tersebut. `Arsy dikelilingi oleh empat buah sungai, yaitu 1. sungai yang berisi cahaya yang berkilauan; 2. sungai yang bermuatan salju putih berkilauan; 3. sungai yang penuh dengan air; dan 4. sungai yang berisi api yang menyala kemerahan. Para malaikat berdiri di setiap sungai tersebut sambil bertasbih kepada Allah. Hadis yang menyebutkan 7 langit sebagai Surga adalah riwayat al-Bukhari Sahih Bukhari, hadis No. 608, yang diterangkan Anas Bin Malik, yaitu saat perjalanan Isra’-Mi’ra’, naik hingga langit ke-7, dikatakan oleh Nabi Muhamad bahwa Ia dibawa keliling langit dan kemudian Ia lihat ditepi Sungai, Ia lihat Istana yang dibangun dari Mutiara dan Jamrud. Dalam Sahih Bukhari hadis diriwayatkan dari Abu Dzar, Nabi berkata, “Saat ia mencapai Langit pertama. Ia berjumpa Adam bersama jiwa-jiwa anak cucunya pada sisi kanan dan kiri Adam, dimana yang dikanannya merupakan penghuni Surga dan dikirinya adalah penghuni neraka.. Dalam Sahih Bukhari hadis No. 426, diriwayatkan dari Malik Bin Sasaa, Nabi berkata ketika Ia mencapai langit ke 7, Ia bertemu Ibrahim disana dan melihat Bait-Al-Ma’mur Rumah Allah yang didalamnya malaikat yang berbeda yang melakukan sholat setiap harinya. Ia lihat pula Sidrat-ul-Muntaha, Buah Nabk, daun seperti telinga gajah, dan empat sungai Saihan, Jaihan, Nil dan Euphrate Dalam Shahih Bukhari hadis dan Sahih Muslim, hadis No 6807, Abu Hurairah meriwayatkan Nabi bersabda, “Saihan, Jaihan, Euphrates dan Nil adalah nama-nama sungai di Firdaus.

2 KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirokhim, Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan tepat waktu. Makalah ini membahas tentang " Penciptaan Alam Semesta". Kami harapkan semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca.
Allahmenciptakan alam semesta ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena Nabi Muhammad Saw. Pernyataan ini bisa kita lihat pada hadist qudsi Riwayat Al-Hakim dan Al-Baihaqi. Dalam hadisnya, beliau menyatakan bahwa Allah tidak akan menciptakan Nabi Adam kecuali hanya karena Nabi Muhammad Saw. والأصل في ذلك ما رواه الحاكم والبيهقي من قول الله تعالى
. 476 188 201 443 314 445 331 249

hadits qudsi penciptaan alam semesta